
Makanan Ekstrem dari Berbagai Penjuru Dunia yang Bikin Geleng-Geleng Kepala
Makanan Ekstrem dari Berbagai Penjuru Dunia yang Bikin Geleng-Geleng Kepala – Kuliner memang jadi bagian penting dari budaya, tapi di beberapa belahan dunia, makanan bukan sekadar soal rasa—melainkan soal nyali dan budaya lokal. Dari makanan fermentasi yang menyengat, organ tubuh hewan yang jarang dimakan, sampai makanan yang secara visual bikin merinding, berikut daftar makanan ekstrem dari berbagai penjuru dunia yang bisa bikin kamu penasaran sekaligus bergidik!
Makanan Ekstrem dari Berbagai Penjuru Dunia yang Bikin Geleng-Geleng Kepala

1. Balut – Filipina
Balut adalah telur bebek yang sudah dibuahi dan hampir menetas, kemudian direbus dan dimakan langsung dengan garam atau cuka. Di dalam telur, sudah terbentuk embrio bebek lengkap dengan bulu, paruh, dan tulang. Meski terdengar ekstrem, balut dianggap cemilan bergizi dan afrodisiak di Filipina dan sebagian Vietnam.
2. Hakarl – Islandia
Jika kamu pikir ikan asin sudah cukup menyengat, tunggu sampai mencium aroma Hakarl. Ini adalah daging hiu Greenland yang difermentasi selama beberapa bulan, lalu dikeringkan. Karena hiu ini tidak punya ginjal, tubuhnya penuh dengan racun alami, sehingga harus diawetkan untuk bisa dimakan. Baunya menyengat seperti amonia, dan jadi tantangan bagi wisatawan.
3. Casu Marzu – Italia
Casu marzu adalah keju domba Sardinia yang “dibiarkan hidup”. Maksudnya, keju ini penuh dengan belatung hidup yang sengaja dimasukkan untuk membantu fermentasi. Belatung-belatung tersebut membantu melembutkan tekstur keju hingga hampir cair. Meski dilarang oleh Uni Eropa, keju ini masih dikonsumsi secara tradisional dan dianggap hidangan istimewa.
4. Sannakji – Korea Selatan
Di Korea Selatan, sannakji adalah hidangan gurita hidup yang dipotong kecil-kecil dan disajikan saat tentakelnya masih bergerak. Meskipun sudah dipotong, refleks saraf gurita membuat tentakelnya tetap menggeliat di piring. Makanan ini bisa menantang nyali karena jika tidak dikunyah dengan benar, tentakel bisa menempel di tenggorokan.
5. Serangga Goreng – Thailand dan Kamboja
Di Asia Tenggara, khususnya Thailand dan Kamboja, serangga seperti jangkrik, belalang, kalajengking, dan larva bambu dijadikan camilan populer. Digoreng renyah dan diberi bumbu gurih, makanan ini kaya protein dan dianggap alternatif sumber gizi berkelanjutan. Meski terlihat menantang, rasanya sering digambarkan seperti keripik ringan.
6. Fugu – Jepang
Fugu adalah ikan buntal beracun yang hanya bisa dimasak oleh koki bersertifikat di Jepang. Racun tetrodotoxin dalam tubuh fugu sangat mematikan, bahkan lebih berbahaya dari sianida. Namun, jika dipersiapkan dengan benar, fugu menjadi salah satu hidangan mewah paling dicari, terutama untuk disajikan sebagai sashimi tipis.
7. Surströmming – Swedia
Surströmming adalah ikan haring yang difermentasi dalam kaleng selama berbulan-bulan, hingga mengeluarkan bau yang sangat menyengat—bahkan bisa tercium dari jauh sebelum kaleng dibuka. Biasanya disantap dengan roti pipih, kentang, dan bawang, makanan ini hanya cocok untuk penggemar bau tajam dan perut kuat.
8. Escamoles – Meksiko
Escamoles adalah larva semut besar yang dipanen dari akar tanaman agave. Dianggap sebagai “kaviar serangga”, escamoles memiliki tekstur lembut seperti keju cottage dan rasa ringan seperti mentega. Makanan ini biasa disajikan sebagai isi taco atau tumisan bersama bumbu khas Meksiko.
9. Otak Monyet – China (kontroversial)
Meski kini sudah jarang ditemukan secara legal, legenda tentang otak monyet yang disajikan mentah atau dimasak ringan masih bertahan dalam kisah makanan ekstrem. Selain kontroversi etis, konsumsi otak primata juga berisiko penyakit serius seperti virus dan prion.
10. Shiokara – Jepang
Shiokara adalah makanan laut yang difermentasi dengan isi perutnya sendiri, termasuk cumi-cumi yang dicampur dengan garam dan malt beras. Teksturnya berlendir dan rasanya tajam, biasanya dimakan dalam jumlah kecil dengan minuman keras lokal seperti sake. Banyak orang Jepang sendiri bahkan mengaku tidak sanggup makan shiokara.
Kenapa Orang Mau Makan Makanan Ekstrem?
Alasan orang mengonsumsi makanan ekstrem bisa bermacam-macam. Mulai dari:
-
Budaya dan tradisi turun-temurun
-
Status sosial (seperti fugu di Jepang atau escamoles di Meksiko)
-
Manfaat kesehatan (balut sebagai afrodisiak)
-
Kelangkaan atau tantangan wisata kuliner
Bagi banyak orang, mencoba makanan ekstrem adalah bentuk pengalaman budaya dan keberanian.
Penutup
Setiap daerah punya warisan kuliner yang unik, dan sebagian dari itu bisa terdengar “gila” bagi orang luar. Makanan ekstrem dari berbagai penjuru dunia ini membuktikan bahwa selera makan manusia sangat beragam dan dipengaruhi budaya lokal yang kuat. Berani coba yang mana duluan?