
peristiwa sejarah yang jarang diajarkan
peristiwa sejarah yang jarang diajarkan – Sejarah adalah jendela masa lalu yang membentuk dunia kita hari ini. Sayangnya, tidak semua peristiwa sejarah mendapat tempat di buku pelajaran sekolah. Ada begitu banyak peristiwa sejarah yang jarang diajarkan, baik dari Indonesia maupun luar negeri, yang sebenarnya penting untuk dipahami.
Artikel ini akan mengupas beberapa momen bersejarah yang jarang disorot dalam kurikulum pendidikan formal, namun menyimpan pelajaran besar tentang perjuangan, kemanusiaan, dan politik. Wawasan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita, tetapi juga membuka mata tentang realitas sejarah yang lebih kompleks dari yang kita bayangkan.
peristiwa sejarah yang jarang diajarkan

1. Perang Tondano (1808–1809)
Saat berbicara soal perlawanan terhadap kolonialisme, kita sering mendengar tentang Diponegoro, Pattimura, atau Sultan Hasanuddin. Tapi Perang Tondano di Sulawesi Utara nyaris tidak pernah disebut.
Fakta unik:
-
Dipimpin oleh rakyat Minahasa melawan Belanda.
-
Digambarkan sebagai salah satu perlawanan rakyat terbesar di wilayah timur Indonesia.
-
Ribuan korban jiwa dan pemusnahan total benteng Tondano.
Ini adalah salah satu peristiwa sejarah lokal yang memperlihatkan semangat nasionalisme jauh sebelum Indonesia merdeka.
2. Tragedi Westerling (1946–1947)
Tragedi ini terjadi di Sulawesi Selatan ketika pasukan Belanda di bawah pimpinan Raymond Westerling melakukan operasi militer brutal terhadap warga sipil.
Mengapa penting:
-
Diperkirakan lebih dari 40.000 rakyat sipil dibunuh.
-
Operasi dilakukan dengan dalih membasmi “gerilyawan”.
-
Jarang sekali dibahas secara mendalam dalam pelajaran sejarah nasional.
Padahal, peristiwa ini menjadi bukti pelanggaran HAM berat pada masa agresi militer Belanda.
3. Pembantaian Rawagede (1947)
Rawagede (sekarang Balongsari, Karawang) menyimpan luka sejarah mendalam. Pada 9 Desember 1947, tentara Belanda membunuh lebih dari 400 penduduk sipil yang tak bersenjata.
Kenapa jarang dibahas?
-
Lama tidak diakui secara resmi oleh pemerintah Belanda.
-
Baru pada tahun 2011, Belanda mengakui dan meminta maaf secara formal.
Ini menunjukkan betapa peristiwa sejarah yang jarang diajarkan bisa memiliki dampak diplomatik dan emosional jangka panjang.
4. Perang Aceh yang Panjang (1873–1904)
Perang Aceh melawan Belanda berlangsung lebih dari 30 tahun, menjadikannya perang terlama dalam sejarah kolonial Hindia Belanda.
Yang jarang disorot:
-
Strategi gerilya dan perlawanan perempuan seperti Cut Nyak Dhien.
-
Jutaan gulden habis oleh Belanda untuk menaklukkan Aceh.
-
Kerugian besar di kedua belah pihak.
Padahal ini salah satu bab penting dalam sejarah perlawanan rakyat yang penuh heroisme dan pengorbanan.
5. Proyek Genosida Herero-Nama (1904–1908)
Beranjak ke luar negeri, salah satu peristiwa sejarah yang hampir tidak pernah diajarkan adalah genosida Herero dan Nama di Afrika Barat Daya (sekarang Namibia) oleh kolonial Jerman.
Fakta kelam:
-
Sekitar 80% populasi suku Herero dibantai.
-
Jerman menggunakan kamp konsentrasi yang menjadi cikal bakal kamp Nazi di kemudian hari.
-
Baru diakui sebagai genosida oleh Jerman tahun 2021.
6. Pembantaian Tulsa, Oklahoma (1921)
Tulsa Massacre adalah salah satu tragedi rasial paling brutal di Amerika Serikat, namun baru dikenal luas setelah film dan media modern mengangkatnya.
Kejadiannya:
-
Komunitas kulit hitam kaya di Tulsa diserang secara brutal.
-
Lebih dari 300 orang tewas, dan 10.000 orang kehilangan tempat tinggal.
-
Disembunyikan dari catatan sejarah selama puluhan tahun.
7. Genosida Armenia (1915–1923)
Salah satu genosida terbesar di abad ke-20 yang seringkali tidak diajarkan karena isu politik dan diplomasi internasional.
Fakta penting:
-
Lebih dari 1,5 juta orang Armenia dibunuh oleh Kekaisaran Ottoman.
-
Turki masih belum sepenuhnya mengakui kejadian ini sebagai genosida.
-
Banyak negara barat baru mengakui secara resmi di abad ke-21.
8. Revolusi Maluku Selatan (1950)
Maluku Selatan pernah mendeklarasikan kemerdekaan sebagai Republik Maluku Selatan (RMS), namun pemerintah Indonesia menanggapinya sebagai pemberontakan.
Mengapa jarang dibahas:
-
Sensitif secara politik nasional.
-
Banyak pengikut RMS akhirnya bermigrasi ke Belanda.
-
Menjadi simbol kompleksitas integrasi wilayah pasca-kemerdekaan.
9. Tragedi Kerusuhan Anti-Tionghoa (1740, 1998)
Diskriminasi terhadap etnis Tionghoa di Indonesia sudah terjadi sejak era VOC. Salah satu yang paling jarang dibahas adalah Kerusuhan Batavia 1740, di mana ribuan etnis Tionghoa dibantai.
Kenapa penting:
-
Menunjukkan sejarah panjang diskriminasi etnis.
-
Meninggalkan luka sosial yang masih terasa hingga hari ini.
10. Pemberontakan PKI Madiun (1948)
Meskipun dikenal sebagai bagian dari sejarah PKI, pemberontakan ini sering kali dijelaskan secara sepihak tanpa mengulas faktor politik dan sosial yang kompleks di baliknya.
Poin penting:
-
Terjadi dalam konteks Perang Dingin dan perebutan pengaruh ideologi.
-
Memengaruhi dinamika militer dan sipil di awal kemerdekaan Indonesia.
-
Sejarahnya sering dipersempit hanya sebagai “pemberontakan”.
Penutup
Sejarah tidak hanya milik pemenang, tapi juga milik mereka yang dilupakan. Peristiwa sejarah yang jarang diajarkan sering kali justru menyimpan pelajaran yang paling mendalam—tentang ketidakadilan, perlawanan, pengorbanan, dan bagaimana kekuasaan bisa mengaburkan narasi.
Dengan membuka wawasan terhadap sejarah yang terlupakan ini, kita tidak hanya memperkaya pengetahuan, tapi juga belajar lebih bijak menghadapi masa kini dan masa depan. Saatnya kita menggali lebih dalam, bertanya lebih kritis, dan tidak puas hanya dengan satu sisi cerita.